Saturday, May 4, 2013

Hari Minggu

Hari Minggu merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh kebanykan orang. Istimewanya hari Minggu ini adalah hari yang tanpa rutinitas, biasanya adalah hal yang menyangkut pekerjaan seseorang.

Hari Minggu sering kuisi dengan istirahat di rumah. Bersih-bersih kamar dan menyusun barang-barang merupakan hal favorit yang kulakukan. Biasanya aku merancang suasana yang nyaman dalam penyusunan ini. Namun tidak jarang juga untuk mengisi hari libur ini aku pergi jalan-jalan, hang out bersama teman-teman.

Dulu saat masih tinggal bersama orang tua, hari Minggu biasanya kuisi dengan pergi ke ladang bersama keluarga kecil kami, aku, adikku, ayah dan ibu. Di ladang tentu saja mengerjakan hal-hal yang terdapat di ladang, menyiangi rumput, memberi makan ternak, memetik buah dan sayur, dan sore harinya jika air dalam keadaan surut aku pergi memancing.

Sekarang aku selalu merindukan suasana hari Minggu bersama kelurgaku tersebut. Walau hanya pergi ke ladang, namun yang terpenting bagiku adalah bukan tempatnya, melainkan suasana yang tercipta.

# sekarang lagi I Miss My Family

Holiday


Perjalanan yang cukup melelahkan telah aku lewati. Liburan kali ini aku sempatkan untuk pulang kampung, mengunjungi keluarga tercintaku di kampung. Akhirnya kesampaian juga keinginan yang sempat tertunda sebelumnya. Rasanya lega sekali. Apalagi aku juga menyempatkan diri menyekar ke makam kakek dan nenekku.

Perjalan dimulai pada tanggal 17 Januari 2013 dari Palangkaraya menuju ke Muara Teweh dengan menumpang travel Do’a Mama. Harga tiket  moda transportasi ini cukup bersahabat dengan kantong, 165 ribu rupiah per orang dari harga sebelumnya yang mencapai 180 ribu rupih, plus makan satu kali ditanggung pihak travel. Satu malam aku menginap di tempat sepupuku di Muara Teweh. Keesokan harinya aku melanjutkan perjalanan dengan menumpang sepeda motor seorang teman. Dikarenakan berangkatnya hampir jam 4 sore, alhasil kami bermalam dulu di Benangin dan menginap di tempat temanku tadi. Keesokan harinya melanjutkan perjalanan lagi menuju Lampeong.

Ditengah perjalanan ban sepeda motor kami kempes, temanku memutuskan untuk kembali lagi ke Benangin, mengganti ban yang bocor. Sedangkan aku menunggu di tempat terdeteksinya ban kempes tadi. Hampir kurang lebih setengah jam aku menunggu akhirnya temanku datang juga. Kami pun melanjutkan perjalanan.

Tuesday, April 23, 2013

Ban Kempes


Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Hal ini dikarenakan jadwal kuliah hari ini masuknya pukul 05.30 WIB, makanya kudu bangun pagi-pagi. Biasanya sih bangun sekitar pukul 5 lewat sekian.. Alasan lain aku bangun pagi-pagi adalah aku nebeng teman untuk berangkat ke kampus. Kalo bangunnya siangan kan nggak enak sama temenku. Udah nebeng, bikin telat pula. Nah, dari itulah setidaknya hal yang bisa aku lakukan yaitu bangun pagi-pagi agar pas dia datang bisa langsung capcus.
Kesialan memang tak bisa ditolak. Saat aku sudah keren dan rapi, dandanan ala calon guru gitu, tiba-tiba hape nokia buntutku bunyi, ada yang nelpon. Ternyata itu adalah temenku. Dia bilang bannya kempes, seperti beberapa hari yang lalu saat kami pulang kuliah. Waduh..gawat neh, bengkel mana ada yang buka jam segini pagi. Kubilang bawa aja dulu ke kostku, siapa tau masih dapat dipompa.
Pinjam pompa…. 
                                                                                                                                                    Pagi-pagi mengatok rumah orang rasa gak enak juga sih, tapi tetap kami berdua lakukan. Orang pertama yang kami kunjungi adalah rumah ibu kost yang tepat berada di depan kostku. Tenyata mereka tidak punya pompa sepeda. Direkomendasikan oleh pemilik kost untuk pinjam ke tetangga sebelah. Syukur deh..ternyata mereka memiliki pompa.
Setelah hampir  15 menit kami berdua mencoba memompa dan menolong ban dalam yang kejepit ban luar namun tidak ada hasil, nihil. Sementara jarum jam sudah menunjukkan  hampir  stengah 6.
Aku mengesms komti mata kuliah Fisika Dasar II, bahwa kami berdua temanku mungkin tidak dapat datang tepat waktu.
“sudahlah, mungkin ini rejeki kita hari ini, ga masuk kuliah” kataku. Kami pun istirahat, sambil main game di laptop dan sambil belajar juga.
Setelah menunggu hari agak siangan dikit, kami mendorong motor menuju bengkel terdekat.
Lagi-lagi kesialan masih menguntit, bengkel yang kami tuju ternyata belum buka. Kami putuskan untuk menunggu sampai bengkelernya datang. Setelah diperiksa, ternyata ada sebuah paku besar yang nancap di ban.
Ganti ban luar, ganti ban dalam, ganti lampu depan, ganti kaca spion. Pokoknya hari ini full service bagi motor ini kata temanku. Ya.. aku sih setuju-setuju saja, asal ada duitnya buat bayar hehee
Semoga kesialan ini tidak terulang lagi
Pesan : periksalah selalu barang kita, jangan menunggu dia mogok tidak bekerja dengan semestinya baru kita peduli akan kesehatannya. Manusia aja bisa sakit, apalagi benda yang notabenenya tidak dapat merawat diri sendiri

I,m Happy


Lumayan banyak hal yang ingin kuceritakan untuk hari ini. Hal pertama, aku mendonorkan darahku, dalam rangka bakti social PMI. Awalnya aku dan mbak Fitri ingin menanyakan absen ke prodi. Di depan prodi ada mobil PMI terparkir dan beberapa petugas medis yang berjaga di sana. Mbak Fit mengusulkan untuk mengikuti kegiatan PMI tersebut. Aku sih setuju-setuju saja.
Hal pertama yang dilakukan adalah mengisi kolom nama partisipasi, kedua menimbang berat badan. Idealnya 55 kg. mbak Fit 45 kg, aku pas 55 kg. Setelah melewati tahap awal, aku diperiksa golongan darah. Setelah diuji kelayakannya, aku pun disuruh untuk masuk ke dalam mobil PMI. Kupikir aku akan diperiksa lagi, maksudku aku tidak melakukannya hari itu, tetapi mungkin besok, menunggu diriku siap. Dugaanku meleset, aku disuruh berbaring di kursi khusus. Seorang ibu, petugas medis memeriksa tekanan darahku. Lagi-lagi oke, tak ada masalah. Normal. Aku seorang pendonor yang sehat.
Dibagian lipatan lengan tangan kananku dioles alcohol dan anti septic. Setelah semua hal beres, si ibu mengeluarakan jarum yang runcing, besar, dan tajam. Kengerian membayangi pikiranku. Aku merasa takut, sikap  seorang pengecut. Dengan santai si ibu menusukkan jarum tersebut ke dalam kulitku, tanpa ada parasaan yang seperti aku rasakan.
Sakit..
aku merigis pelan. “Sakit, ya ?” si ibu bertanya padaku. Sungguh menurutku pertanyaan yang konyol bin tolol. Aku jawab hanya dengan sebuah anggukan.
Tak berapa lama berselang, darah pun mengalir melewati selang yang transparan. Badanku rasanya menjadi dingin. Darahku, ohh..tidak!, aku melihat darahku mengalir meninggalkan tubuhku. Yang entah kepada siapa darahku itu akan mengalir lagi, menyelamatkan jiwa-jiwa yang sekarat, tentunya pada saudara-saudara yang membutuhkan.
Pikiranku sedikit risau, aku mencoba rileks dengan bersandar lebih dalam.  Sembari menunggu selesai, aku mencoba ngobrol dengan si ibu,. “Bu, saatku melihat darah-darah dalam kantung-kantung itu, aku jadi teringat dengan film pamvir” kataku. “Bedalah..pamvir,kan menghisap darah lewat leher” jawab si ibu. Duh..ile..maksudku tadi jika si ibu pernah menonton Twilight, aku ingin ngobrol lebih lanjut dengannya. Tapi… ya sudahlah.
Walau hanya 350 mL darah yang aku sumbangkan, aku merasa bangga dengan apa yang telah aku lakukan. Semoga darahku tersebut benar-benar dapat membantu saudara-saudara yang membutuhkannya. Itulah pengalaman pertamaku menjadi seorang donor darah.
Cerita berlanjut…
Sekitar jam dua’an, saat aku tengah asyik bermain game, tiba-tiba cuaca berubah. Langit mendung, angin kencang tiba-tiba datang. Aku segera keluar, mengangkat selimut yang kujemur. Kain tetanggaku berserakan sana-sini di tanah.
Anginnya sunggguh kencang, sampai-sampai atap rumah orang yang bersebelahan dengan kost kami menganga, tebelalak dibuatnya. Keadaan cuaca yang buruk dan mengerikan. Beruntunglah tidak terjadi korban jiwa, hanya korban jemuran yang mungkin bergulat tanah.
Lagi-lagi, aku batal melakukan suatu hal karena tertidur. Sehabis angin kencang menerpa, aku tertidur pulas. Badanku rasanya lelah dan letih. Mungkin efek kehilangan darah 350 mL. Ya, sore ini aku terjadwal kursus jam 6 sore. Seolah-olah aku lupa ingatan saja, aku baru mengingatnya pada jam 8. Huh..sungguh suatu kerugian buatku. Salah satu hal yang tolol. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur. Seperti lagunya Meggy Z, “Terlanjur basah, ya sudah mandi sekali”
Akhir-akhir ini aku benar-benar menjadi seorang penggila game Plants vs Zombie. Pada akhirnya, sore ini aku menamatkan semua level. Hore..!!!!! aku berhasil! Sebuah konser musik persembahan dari Plants untuk para Zombie pun diadakan. Lucu sekali. So funny. Sang vokalis adalah sebuah tanaman Bunga Matahari, Sun Flower. Sedangkan para Zombie ngedance di rerumputan. Pemandangan layar computer yang menggelikan.
PLANTS VS ZOMBIE
There’s a zombie on the lawn…
There’s zombie on the lawn…
We don’t want a zombie on the lawn…
We don’t want a zombie on the lawn...
I know your type : tall, dark, and dead
I know you want brain who plan me here
We don’t like zombie
Zombie : WE ARE THE UNDEAD !
Ting..ting..! nada SMSku. Siapa ya pikirku. Setelah kulihat, ternyata dari Tf. Dia mengajakku untuk berteman saja. Ohh….syukur…akhirnya aku tidak perlu repot-repot untuk memikirkan bagaimana cara aku memutuskan dia.. ku jawab, “Ya, aku setuju.” Simple. Aku tidak sedikitpun merasa sakit hati. Aku malahan merasa senang dan lega. Ingin rasanya aku tertawa terbahak-bahak dan berteriak. Aku bahagia….!!!!! Seseorang telah memutuskanku. Oh betapa leganya. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Maaf ya, jika aku telah menjadi pasangan yang buruk bagimu. Itu hanya massa lalu.
Kesimpulan : 3 hal kebahagiaanku hari ini
ü  Aku menjadi pendonor
ü  Aku berhasil memenamatkan semua level game pavoritku
ü  Aku putus (?)
Palangkaraya, 19 Februari 2013
( 09 : 45 PM )

Sunday, April 21, 2013

Gossip


Saat kuberada di salah satu ruang perpustakaan, tanpa sengaja aku mendengarkan percakapan dua orang petugas yang sudah “berusia.” Saat itu aku sedang membaca Koran. Mereka membicarakan perempuan yang  menurut mereka cantik. Aku sih tersenyum saja mendengarnya. Walau di sebelahku ada seorang teman,namun dia tidak mengerti karena dua orang petugas tersebut ngobrol dalam bahasa Dayak.
“Cantik eh, ibu yang itu, baputi uluy e” ujar si A membuka obrolan.
“iyoh..bagawi si rumah sakit lagi. Balau e panjang, bahalap biar jadi berumur kate” timpal Si B menyetujui pendapat Si A terkait perempuan yang mereka bicarakan. Bla..bla..bla…
Diam-diam aku berpikir, apa hubungannya kerja di rumah sakit dengan rambut panjang. Ada-ada saja  obrolan kedua petugas ini pikirku.
Gossip….
 Ternyata bukan hanya kaum hawa saja yang selalu identik dengan gossip. Kaum bergagang juga menyukai yang namanya gossip, seperti yang aku dengar sendiri di perpustakaan waktu itu. Bedanya, pergosipan kaum bergagang tidak lepas dari topic si Rini, si Tuti, si Inah. Artinya hal yang mereka gosipkan tidak lepas dari perempuan, sebagai subjek obrolan.
Gossip…Tidak akan hadir jika hanya ada satu orang. Minimal dua orang, barulah gossip terasa lebih berasa. Tiga atau lebih kelihatannya akan lebih beresiko, bisa saja si C ngopor-ngomporin pembicaraan, si D menyampaikan pada orang yang digosipkan. Kalo udah begitu wahh..gawat urusannya, bisa-bisa ada sandal melayang.
Namun fenomena gossip sendiri bukan hanya digemari kaum rakjel (rakyat jelata) saja, kaum pejabat, entertainer, bussines man pun sangat menyenangi yang namanya gossip. Mikir dosa ?? itu sih urusannya belakangan, bahkan terkesan khilaf.



Jangan Tolak Aku

Mengapa seseorang menolakmu?
jawabannya adalah karena dia tidak menemukan apa yang dia inginkan terhadap Anda

Mario Teguh GW